Friday, November 25, 2011

Pembawa berita tuna netra


       Biasanya kalau makan siang aku makan dengan anggota lab sambil menonton tivi. Kadang kami menonton acara musik, reality show yang lucu, atau acara lainnya yang bisa menghibur ketika kami makan. Kemarin, kami makan sambil menonton berita. Kami kaget ketika tiba-tiba muncul pembawa berita dengan muka agak menor. Profesor langsung bilang 'Apaan nih?' Lebih kaget lagi ketika tahu ternyata pembawa berita itu adalah tuna netra. Ia membawakan berita dengan cukup lancar, sambil tangannya mondar-mandir membaca teks yang sepertinya huruf braile dari sebuah alat.

       Karena penasaran, aku search deh di Internet. Ya, benar, Ia adalah pembawa berita tuna netra pertama di Korea. Namanya Lee Chang-hoon, berusia 25 tahun, dan mendapat pekerjaan ini setelah menyisihkan 522 orang pelamar lainnya. Keren. Tapi dalam hati aku sebenarnya agak kasihan juga sih melihat penampilannya. Mentang-mentang dia tidak bisa melihat dirinya sendiri dan tidak akan protes, tata riasnya mendandani mukanya dengan sangat menor. -_-;;;



Sumber dari KoreaHerald


       Kagum aku dengan negeri ini. Hal ini membuktikan negara ini mulai menjadi negara yang maju. Salah satu hal yang membuktikan negara itu maju menurut aku adalah negara yang giat men-support warganya untuk tetap aktif, walaupun orang itu dianggap 'cacat'. Contoh lainnya adalah adanya tempat khusus untuk penyandang cacat disetiap tempat parkir mobil, adanya tempat menaruh kursi roda di setiap kereta subway, adanya lift khusus untuk kursi roda di setiap stasiun kereta, jalan-jalan diberi tanda khusus untuk para tuna netra, dan lain-lain. Waktu aku coba melamar pekerjaan, ada pilihan cacat atau tidaknya, dimana pekerjaan itu akan diprioritaskan untuk orang cacat yang memenuhi kualifikasi.

       Selain itu pernah juga dibahas di tivi tentang kafe yang pelayannya adalah tuna rungu. Pertama pelanggannya sedikit kaget dan kurang nyaman, tapi katanya lama-lama biasa saja.

       Oh iya, abang penjual wafle di belakang kampus PNU juga tuna rungu. (foto menyusul) Aku malah baru sadar setelah Amna, roommate aku, bilang kepadaku sekitar satu tahun sejak aku masuk PNU. Sebelumnya aku biasa beli dan tidak pernah ada masalah, jadi tidak sadar. Ternyata benar tuna rungu, karena ada spanduk dengan tulisan 'Tunjuklah apa yang ingin anda beli dan jumlahnya dengan menggunakan tangan'.

       MasyaAllah, ternyata yang namanya 'cacat' tidak berarti berhenti beraktivitas layaknya orang umum. Cacat adalah bahasa manusia untuk sesuatu yang berbeda dan tidak umum. Bisa atau tidak bisanya tergantung dari pikiran kita. Karena sesungguhnya ciptaan Tuhan itu semuanya sempurna. Yeah, all God's creations are literally perfect!

No comments: