Sunday, April 12, 2015

Menginap di Rumah Sakit Pasca Melahirkan di Ceko, Eropa

     Sebelumnya aku sudah menulis tentang pengalaman melahirkan di Brno, Ceko, Eropa di sini ('Pengalaman melahirkan di Ceko, Eropa').

      Setelah melahirkan aku disuruh makan, mandi, kemudian pindah ke ruang rawat untuk menginap. Disini biasanya untuk lahirkan normal menginap di rumah sakit selama 3 hari, sedangkan untuk caesar  menginap selama 5 hari sampai seminggu.       

      Saat itu aku ditempatkan di ruangan standar yang berisi 3 tempat tidur, tapi belum ada pasien yang lain. Karena merasa sepi aku bertanya apakah suamiku boleh ikut menginap, sayangnya tidak boleh. Kami bertanya kalau pindah ke ruangan VIP yang hanya untuk 1 orang apakah suamiku boleh menginap, tapi sama saja, tetap tidak boleh. Jadi aku tetap memutuskan berada di ruangan standar, paling tidak nanti kalau ada pasien lain, aku jadi tidak kesepian. 

      Suami dan ibuku pulang ke rumah. Aku rasanya letih sekali dan ingin tidur. Tiba-tiba suster datang bertanya apakah bayiku mau diantar sekarang. Aku mengiyakan saja, aku pikir aku ingin melihat bayiku sebentar lalu aku antar lagi ke ruangan bayi. 

      Bayiku diantar ke kamar dengan menggunakan box beroda. Dia sedang tertidur, imut sekali. Aku menatap lama makhluk kecil yang asing ini. Tiba-tiba dia bersin. Hm, sepertinya kedinginan. Baru akan aku gendong, dia menangis. Gawat! Aku tidak pernah dan tidak tahu cara mengurus bayi!!!!!! 

Bayi ditaruh di dalam box plastik bening
Buru-buru aku taruh lagi di box tapi dia tetap menangis. Akhirnya aku memanggil suster. Tapi dengan santainya suster berkata kalau bayi menangis itu sudah biasa, supaya diam aku harus mengecek popoknya atau menyusuinya. Tapi aku bingung karena air susu belum keluar. Suster menyemangati sambil berkata kalau itu wajar, walaupun ASI belum keluar tetap harus disusui. Selain itu aku harus banyak minum air agar air susu cepat keluar. Aku coba menyusui seperti teori yang budeku pernah ajarkan. 

      Malamnya sewaktu tidur aku pindahkan bayiku ke tempat tidur, karena kalau tidur di box sepertinya dia kedinginan karena terus bersin. 

      Tengah malam ada pasien lain yang masuk menempati tempat tidur di ruangan yang sama denganku. Pasien itu sepertinya gelisah dan tidak bisa tidur karena aku terus mendengar tempat tidurnya yang terus berderik-derik. Apalagi ditambah bayiku yang mulai menangis menjelang subuh. Aku khawatir bayiku mengganggu tidur pasien itu. 

      Aku pikir kasihan juga pasien itu pasti dia juga sedang sakit dan ingin istirahat tapi tidak bisa tidur karena terganggu suara tangisan. Jadi aku memutuskan untuk menaruh bayiku ke ruangan bayi, nanti kalau waktu menyusui aku yang akan ke ruangan bayi. 

      Aku kembali menaruh bayiku ke dalam box dan membawanya ke ruangan bayi di lantai yang berbeda. Sampai disana, aku memanggil suster dan menyampaikan alasan menitipkan bayi. Tapi ditolak oleh suster. Suster itu bertanya apa pasien yang lain itu tidak ada bayinya? Aku bilang tidak ada. Suster berkata setiap bayi harus diurus oleh ibunya sendiri dan tidak usah memperdulikan tangisan bayi akan mengganggu pasien yang lain. Akhirnya aku kembali membawa bayiku ke kamar. Ternyata disini tidak ada ruangan bayi tersendiri seperti di Indonesia dan bayanganku. Bayi yang dirawat di ruangan bayi hanya bayi yang memiliki masalah tertentu saja. 

      Pagi harinya pasien itu keluar dari kamar, entah pindah ke kamar lain atau keluar dari rumah sakit. Aku sendiri lagi, tapi bersyukur karena bayiku bisa menangis tanpa aku khawatir menganggu pasien yang lain. 

      Hari ke dua aku diajarkan mengganti diaper karena bayi mulai mengeluarkan mekonium. Setiap siang hari aku merasa senang karena ibuku dan suamiku datang berkunjung, walaupun waktu kunjungannya juga cuma sebentar sekali, hanya mulai dari jam 2 siang sampai jam 6 sore.

      Menjelang malam, ada pasien lain yang menempati tempat tidur di ruanganku. Bahasa Inggrisnya cukup bagus. Untunglah! Dia juga yang banyak membantu menerjemahkan perkataan suster untukku. Malam hari bayi pasien itu diantar ke kamar. 

      Malamnya kami sibuk masing-masing mengurus bayi kami. Ganti diaper dan menyusui. Aku rasanya capai sekali, badan masih belum pulih, bawaan anemia yang kumat, bayi yang nangis - ganti diaper - disusui - terlelap - direbahin - nangis lagi berulang-ulang ditengah malam seperti sedang mengerjai ibunya. 

      Untungnya sekarang aku tidak ada perasaan khawatir tangisan bayiku akan menganggu pasien yang lain, toh bayi mereka juga menangis sama sering dan kencangnya. Baru saat itu aku mengerti kenapa suster bilang tidak usah khawatir dan bertanya pasien yang sebelumnya ada bayinya atau tidak. Tapi kenapa tidak ada bayinya ya?

      Di hari ke 2 di rumah sakit, pasien disuruh untuk mencatat waktu menyusui dan lama waktu menyusui. Catatan itu untuk melihat pola menyusui bayi dan apakah ada masalah dengan menyusui.

      Di hari ke 3, pasien disuruh untuk mencatat waktu menyusui, berat bayi sebelum dan sesudah menyusui, serta selisihnya. Ini untuk mengukur apakah ASI yang masuk ke bayi sudah cukup atau belum. Bayi berumur 2 hari sebaiknya diberi ASI 20 ml dalam rentang waktu 3~4 jam atau 10 ml dalam rentang waktu 2 jam. Dengan perkiraan 1 gram ASI adalah 1 ml. 

ASIku mulai keluar sedikit hari ke 2 malam hari. Waktu itu masih berupa cairan bewarna bening. Pada hari ke 3 baru mulai bewarna putih. 

      Hari ke 3 aku senang sekali karena besok aku bisa pulang ke rumah. Tapi ternyata malam harinya kata dokter yang mengecek bayiku, bayiku beratnya banyak berkurang sehingga keesokan hari masih belum boleh pulang. Dokter bertanya apakah aku ada masalah dengan menyusui. Aku bilang tidak ada tapi ASIku memang baru keluar hari ke 2 malam dan sepertinya aku ada salah menangkap intruksi salah seorang suster (Maklum, masalah bahasa) sehingga membatasi waktu menyusui si bayi. Dokter bilang biarkan bayi menyusui kapan dia mau selama yang dia mau. 

      Hari ke 4 aku semangat menyusui bayiku supaya cepat naik berat badannya walaupun aku masih kaku dalam menyusui dan masih merasa sakit. Ketika malamnya diperiksa, benar saja, berat badan bayiku naik banyak dan keesokan harinya aku sudah boleh pulang. Horeee!

      Selama di rumah sakit aku pesan makanan vegetarian. Asiknya menunya tidak hanya berupa potongan sayur seperti dalam bayanganku, tapi berupa makanan Ceko biasa yang rasanya lumayan enak. 

Makanan Ceko dengan daging vegetarian

No comments: