Friday, February 22, 2008

Memperpanjang Visa

      Kya,, nggak kerasa udah 2 tahun di Korea ;D Lima hari yang lalu aku memperpanjang visa di imigrasi untuk yang kedua kalinya,, Karena sebelumnya sudah pernah memperpanjang visa, jadi persiapan yang sekarang aku rasa lebih mudah. Tinggal menyiapkan surat keterangan sekolah, transkrip nilai, surat keterangan dari bank bahwa di rekening kita terdapat uang lebih dari 3 juta won, materai seharga 30ribu won (sekitar 300ribu rupiah), id card (alien card), n mengisi formulir perpanjangan visa deh,,

      Perpanjang visa kali ini aku pergi sendiri ke imigrasi, yang antri banyak banget,, Aku sampai was-was takut g keburu waktunya soalnya datengnya agak sore karena harus ngurus surat keterangan dari bank dulu,, Tapi alhamdulillah sempat,,

      Pas bagian aku, aku kebagian petugasnya bapak-bapak yang mukanya keliatan agak galak ;D Aku jadi nervous -enggak tau kenapa-, n lansung nyerahin aja berkas-berkasnya ke si bapak itu,, Terus si bapak itu nanya aku dari mana, si bapak itu kiranya aku dari Srilangka,, T_T -ah, padahal muka jawa banget gini- Aku jawab aku dari Indonesia,, Si bapak senyum karena aku udah langsung menyerahkan berkas-berkasnya dengan lengkap,, Jadi dia tahu kalau perpanjangan visa kali ini bukan yang pertama,, Ohoho, kalau si bapak-bapak itu senyum, jadi keliatan ramah ;D

      Sambil nunggu pak petugas yang sedang bekerja mengendarai kuda supaya baik jalannya tuk-tik-tak-tik-tuk tik, eh, maksudnya menunggu pak petugas memproses perpanjangan visaku, aku baca-baca tulisan yang ada di meja, salah satunya ada tulisan biaya pengiriman kembali id card lewat pos seharga 4ribu won,, Karena biasanya id card yang sudah distempel tanda perpanjangan visa baru bisa diambil beberapa hari kemudian atau bisa dikirim lewat pos,, Aku jadi mikir, kalau dikirim lewat pos agak mahal (4ribu won hampir sama dengan 40ribu rupiah) tapi hemat tenaga, kalau ngambil lagi ke imigrasi lebih murah tapi capek ke imigrasinya lagi,, ah, bingung~~ Ambil langsung ke imigrasi, kirim lewat pos, ambil langsung, kirim lewat pos, ambil langsung, kirim, ambil, kirim, ambil, kirim,,, Lagi bingung sendiri, tiba-tiba si bapak petugasnya "Ini sudah selesai." sambil nyerahin id cardku yang sudah di stempel perpanjangan visa,, Aku bengong,, Weleh, cepet banget,, Sia-sia deh tadi aku bingung sendiri,, T_T

      Abis selesai memperpanjang visa aku langsung cabut dari imigrasi sambil senyum-senyum sendiri mengingat perpanjangan visa tahun lalu,, Tahun lalu aku memperpanjang visa dianter Kak Nurul,, Kak Nurul bilang supaya aku pura-pura enggak bisa bahasa Korea, supaya petugas imigrasinya enggak banyak tanya,, Terus kita ambil kertas antriannya beberapa kali (tapi tidak berurutan), untuk menghindari petugas yang keliatannya galak n rese, hihi,, ;D Kalau pas antriannya dapet petugas yang keliatannya galak, kita pura-pura g tau (padahal kertas antrian nomor tersebut ada di kantong kita),, Kalau pas antriannya dapet petugas yang keliatannya agak baikan, kita langsung maju dong,, hoho,,

      Waktu itu aku aktingnya terlalu heboh, aku bukan hanya berpura-pura enggak bisa bahasa Korea, aku malah cuman bengong aja waktu si petugasnya ngomong apa-apa,, Malah Kak Nurul yang jawab pertanyaannya pakai bahasa Inggris,, Akhirnya pengurusan perpanjangan visaku beres dan aku harus mengambil kembali id cardku ke imigrasi beberapa hari lagi,, Keluar dari imigrasi aku n Kak Nurul ketawa-ketawa berdua,, Kak Nurul bilang supaya aku pura-pura enggak bisa bahasa Korea aja, bukan pura-pura kayak orang lemot gitu,, ;D Hehe,, tapi tak apalah, yang penting perpanjang visanya lancar,,

      Ternyata untuk memperpanjang visa mudah, enggak perlu sampe akting-akting, n ngambil kertas antrian banyak-banyak,, Asal persyaratannya lengkap, cepet deh beresnya,, ;D

4 comments:

afidati said...

sebenernya pengalamanku sama dengan ayi saat berhadapan dengan bapak2 itu. tapi beberapa temen (kebetulan laki semua, termasuk pak ahmad) mereka selalu dapet masalah..
Yah beginilah nasib gadis2 manis nan imut.. mana ada yang mau bikin susah, hihihi *narsis mode on*

Anonymous said...

biasanya setiap sabtu malam aku dah ada di busan (masjid dusil, red)..tp gara-gara semalem baca postingan ini aku jadi ingat sama sesuatu, yang biasa teman2 teman bilang "pakde" (petugas immigrasi yg tugasnya nangkepin teman2 "swasta" termasuk saya)...jadi urung ke masjid deh ..takut nanti di jalan tiba tiba ada "pakde"...heheheheh..;D
ngomong2 soal "pakde" nih..masih mending "pakde" korea jika dibandingkan dg "pakde"nya tetangga serumpun kita Malaysia....duuhhh disana parah,....masih ingat kan kasus wasit karate kita yg dianiaya sama "pakde"nya malaysia(padahal itu utusan resmi negara ), ada lg saudara kita seorang jurnalis yg hendak melakukan sholat di masjid di angkut dg kasar jg sama "pakde", kebetulan tempat menginapnya hanya beberapa meter dr masjid jd mungkin g perlu deh bawa2 paspor ..dan masih banyak lagi saudara kita yg lain yg di perlakukan sama spt itu, ..itu masih yg resmi, apalagi yang "swasta"..wah bisa lebih ngeri lg.bahkan ada yg sampai di cambuk segala....ngeri deh..

btw gambarnya bagus yi..tp kok keliatan gelap..itu ngambilnya sore apa mendung??

goes

Rhein Fathia said...

Ay...lucu tanamannya. bisa dibawa ke indo ga ya?

Rhein Fathia said...

wah, salah komen tadi harusnya buat posting sebelumnya. Eiya... Ayi ini ga berubah. tetep polos kayak dulu. bikin kangen! kapan pulang?