Wednesday, July 17, 2019

Ada apa dengan Garuda Indonesia?


Beberapa tahun lalu Garuda Indonesia, maskapai kebanggan Indonesia merombak habis-habisan dari sisi kualitas pelayanan, peremajaan pesawat dan lain lainnya. Bahkan sampai menjadi salah satu maskapai bintang lima di dunia oleh Skytrax. Citra Garuda Indonesia sekarang sudah jauh lebih baik daripada sepuluh tahun yang lalu, bahkan sampai pernah dilarang terbang ke Eropa.

Sekarang sedang ramai-ramainya mengenai laporan keuangan Garuda Indonesia yang hancur dan menjadi polemik. Terus terang saya tertarik dengan dunia aviasi, jadi saya akan coba untuk menelaah apa penyebabnya.

1. Korupsi dan Suap
Saya melihat ada dugaan korupsi dalam peremajaan pesawat khususnya bagian permesinannya. KPK mensinyalir bahwa Emirsyah Satar, mantar CEO ditangkap KPK karena diduga menerima suap untuk peremajaan pesawat khususnya untuk seri Beoing 777-300ER. Saya tadinya berfikir bahwa Garuda Indonesia sudah jauh dari korupsi karena beberapa tahun ke belakang termasuk perusahaan yang terlihat jelas kemajuannya. Ternyata perkiraan saya salah setelah kasus suap Emirsyah Satar keluar.

2. Kerugian
Industri maskapai memang sangat susah untuk bisa profit dengan hanya menjual tiket. Kita bisa lihat kasus maskapai dari timur tengah seperti Qatar Airways, Emirates dan Etihad Airways. Ketiga maskapai ini didanai besar-besaran oleh pemerintahnya agar banyak wisatawan yang berkunjung ke negaranya ataupun hanya sekedar transit. Dengan demikian akan ada devisa yang masuk ke negara mereka meski tidak secara langsung terbayar ke maskapainya. Nah ini yang saya kira kurang digarap oleh Garuda Indonesia. Kalau Garuda Indonesia mau maju, bagaimana caranya homebase nya bisa jadi hub untuk calon penumpang saat mau bepergian ke negara lainnya.

3. Rute Tidak Konsisten
Garuda membukan rute Jakarta-London lewat Singapura dengan jadwal penerbangan beberapa hari seminggu. Saya kira ini cara terbaik agar Garuda Indonesia bisa membawa penumpang di Singapura, tetapi ternyata rute ini kurang menguntungkan. Yang membuat saya tambah heran baru-baru ini adalah ternyata rutenya dirubah total lagi jadi London-Medan-Denpasar dan sebaliknya. Makanya banyak orang yang kecewa mengapa bisa berubah total seperti itu.

No comments: