Kebanyakan hal yang datang dalam hidup ini tidak pernah perduli apakah kita sudah siap menerimanya atau belum. Misalnya ...
Ujian
      Maksud contoh 'ujian' disini ujian di sekolahan. Kalau sudah jadwalnya ujian, ya, mau ga mau harus dijalanin. Jarang sekali ada guru/dosen/pengajar yang bertanya dulu 'Kamu sudah siap ujian? Kalau sudah siap, baru kita ujian.' Mungkin kalau ditanya begitu sebagian besar murid akan terus menunda ujian karena merasa belum siap, mungkin ujiannya malah tidak akan pernah terlaksana.
Cobaan
      Begitu juga dengan cobaan yang bisa berupa kecelakaan, bangkrut, bencana alam, sakit dan lain-lain. Kalau ujian mungkin masih mending, karena ada jadwalnya, sedangkan cobaan datangnya begitu tiba-tiba. Tentu saja kita mengatakan 'tiba-tiba' karena hampir tidak ada orang yang mempersiapkan datangnya cobaan. Mungkin lucu bagi kita mendengar istilah 'siap-siap diri untuk bangkrut', 'siap-siap diri untuk terkena bencana alam', atau 'siap-siap diri untuk sakit'.
Kematian
      'Kamu sudah siap untuk mati?' Kalau ada yang bertanya seperti itu, apa yang akan kamu jawab? Mungkin kalau saya sendiri cuma terdiam dan merinding jika ditanya seperti itu. Apa yang akan terjadi di akhirat nanti mengingat amalan di dunia sekarang yang cuman segini.
      Tapi itu dia justru yang penting, banyak mengingat dan mempersiapkan kematian akan membuat hidup kita jadi lebih lurus -karena takut berbuat buruk yang berakibat dibalas di akhirat- dan lebih berharga dan ingin membuat hidup jadi lebih bermanfaat-karena ada akhirnya, yaitu mati-.
      Kematian yang datangnya tidak pernah menunggu kita siap atau belum ini bisa datang kepada kita atau orang-orang disekitar kita. Sayangi orang disekitar kita karena entah waktu kapan maut bisa saja merenggut mereka.
Jodoh
      Jodoh,, ah~ Ada yang sudah siap jiwa, umur, materi, namun jodohnya belum kunjung datang,, Ada yang orang yang kelabakan sendiri ketika akan dipinang karena berbagai alasan belum siap seperti merasa belum siap jiwanya, belum cukup materinya, belum siap mengurus orang lain yang akan menjadi suami/istrinya, belum siap mengurus anak, belum membahagiakan orang tua, atau dengan alasan belum bisa masak!
      Memang bersatu dengan jodoh, menikah, bisa direncanakan dan dipersiapkan, tapi dari cerita beberapa teman, jodoh mereka datang -permintaan menikah- bukan ketika mereka 100% siap.
      Ada cerita lucu dari obrolan kakak-kakak kelasku.
      kakak kelas itu : Ah,, pengen menikah. Kapan ya aku menikah?
      kakak kelas lain : Ya, menikahlah,, Kamu kan sudah dapat pekerjaan.
      kakak kelas itu : Iya,, tapi masalahnya menikah dengan siapa?
      kakak kelas lain : Lha? Kamu kan punya pacar.
                           Ya, menikahlah dengan pacarmu!
      senior itu : Yah,, itu kan pacar. Bukan berarti harus menikah.
      
      Tentu saja selain dari 4 hal ini banyak sekali yang harus kita persiapkan. Dan banyak hal itu tidak akan bertanya dan 'berpermisi' dulu sebelum datang. Cuma kita yang harus selalu bertanya pada diri sendiri 'Apakah aku sudah siap?'
No comments:
Post a Comment